Minggu, 17 Agustus 2014

mengejar tailor

   Bulan September depan sepupuku akan mengadakan pesta pernikahan. Karna orangtuanya menikahkan ke-2 putranya, maka pestanya dijadikan satu acara. Lalu kami, keluarga besarnya di berikan beberapa kain untuk dijadikan pakain seragam saat akad pernikahan dan pesta pernikahan. Awalnya ibuku datang ke penjahit langganan di kota Yogyakarta, tapi karna sudah banyak pesanan dan waktu yang kita berikan terlalu sedikit maka kain kami di tolak. Alhasil kain kami bawa ke rumah. Dengan modal bertanya pada teman, ibuku datang ke seorang penjahit di kota Rembang. Setengah jam perjalanan dari rumahku. Aku harus melewati rumah pahlawan Jendral Soedirman. 

   Sesampainya di rumah si penjahit, aku dan ibu "merayu" agar semua kain bisa jadi dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan. Sebenarnya aku merasa berat hati menjahitkan kain ke penjahit yang bukan menjadi lengganan keluargaku, tapi harus bagaimana lagi, semua penjahit yang keluargaku kenal sudah tidak mau menerima pesanan. Rasa nya itu seperti melepas adik kecil keluar malam sendirian. Rasanya g' tenang banget. Aku tak bisa membayangkan akan menjadi apa kain ku itu...

Aku hanya bisa berdoa semoga ada keajaiban untuk semua kain ku..

Tidak ada komentar: