Ayah,
aif pusing mikirin skripsi, kemarin aif udah cerita klo aif di suruh ganti judul, tapi kemarin aif ketemu sama pak Chaerul Anam, dan beliau mau bantu skripsi aif, jadi skripsi aif g perlu ganti judul. Walaupun aif g jadi ganti judul, tapi aif harus penelitian ke Jogja yah, ke sekolah Mu******N, tanpa pikir panjang aif meminta ijin sama pak Anam untuk minta ijin ke mama, sama mama dibolehin yah. Tapi setelah aif pikir-pikir, kenapa aif nerima tawaran pak Anam y? kenapa aif g pilih ganti judul aja? aif terlalu berpikir pendek, aif berpikir, dari pada harus mengulang dari awal lebih baik aif hanya pindah objek penelitian.
Awalnya aif menyarankan untuk penelitian di Mu******T, karna aif pikir lebih ganpang penelitian di sana, selain karna aif memang sudah kenal para guru-gurunya, aif juga sudah kenal dengan ketua sekoahnya. tapi menurut pak Anam laki-laki lebih logis dalam menjawab pertanyaan sehingga membantu dalam penelitian, tapi aif berpikir, bagaimana aif bisa berhubungan dengan sekolah tersebut yang hampir seluruh penghuninya adalah laki-laki.
Selain itu yang membuat aif semakin pusing, aif harus berhadapan dengan orang-orang papan atas, aif harus berhadapan langsung dengan ketua pusat Mu*********H, aif merasa lemah yah, aif g yakin yah. Sedangkan kemarin pembimbingnya aif menyakinkan aif apakah memang benar Mu*********H berperan aktif dalam membentuk kepribadian remaja di sekolah Mu******N. Kalo menurut pak Anam, dosen yang membantu aif memang bisa untuk dilanjutkan sebagai penelitian, dan kemarin salah satu dosen yang bernama pak Makhrus juga berkomentar tentang skripsi aif, menurut beliau juga Mu*********H berperan dalam membentuk kepribadian remaja di sekolah Mu******N, karna sekolah Mu******N di bawah naungan Mu*********H terkenal sebagai sekolah kader.
Ayah,
aif pusing, aif butuh nasehatmu,
maafkan aif ayah, aif merindukan ayah,
aif pusing mikirin skripsi, kemarin aif udah cerita klo aif di suruh ganti judul, tapi kemarin aif ketemu sama pak Chaerul Anam, dan beliau mau bantu skripsi aif, jadi skripsi aif g perlu ganti judul. Walaupun aif g jadi ganti judul, tapi aif harus penelitian ke Jogja yah, ke sekolah Mu******N, tanpa pikir panjang aif meminta ijin sama pak Anam untuk minta ijin ke mama, sama mama dibolehin yah. Tapi setelah aif pikir-pikir, kenapa aif nerima tawaran pak Anam y? kenapa aif g pilih ganti judul aja? aif terlalu berpikir pendek, aif berpikir, dari pada harus mengulang dari awal lebih baik aif hanya pindah objek penelitian.
Awalnya aif menyarankan untuk penelitian di Mu******T, karna aif pikir lebih ganpang penelitian di sana, selain karna aif memang sudah kenal para guru-gurunya, aif juga sudah kenal dengan ketua sekoahnya. tapi menurut pak Anam laki-laki lebih logis dalam menjawab pertanyaan sehingga membantu dalam penelitian, tapi aif berpikir, bagaimana aif bisa berhubungan dengan sekolah tersebut yang hampir seluruh penghuninya adalah laki-laki.
Selain itu yang membuat aif semakin pusing, aif harus berhadapan dengan orang-orang papan atas, aif harus berhadapan langsung dengan ketua pusat Mu*********H, aif merasa lemah yah, aif g yakin yah. Sedangkan kemarin pembimbingnya aif menyakinkan aif apakah memang benar Mu*********H berperan aktif dalam membentuk kepribadian remaja di sekolah Mu******N. Kalo menurut pak Anam, dosen yang membantu aif memang bisa untuk dilanjutkan sebagai penelitian, dan kemarin salah satu dosen yang bernama pak Makhrus juga berkomentar tentang skripsi aif, menurut beliau juga Mu*********H berperan dalam membentuk kepribadian remaja di sekolah Mu******N, karna sekolah Mu******N di bawah naungan Mu*********H terkenal sebagai sekolah kader.
Ayah,
aif pusing, aif butuh nasehatmu,
maafkan aif ayah, aif merindukan ayah,